Sabtu, 06 November 2010

Analisis dan Estimasi Biaya Pada Produk Vibrating Screen


Jelaskan kegunaan alat / mesin ini:

Kegunaan mesin ini yaitu untuk peralatan pemecah batu yang berfungsi untuk menyaring/ memisahkan, membentuk gradasi (grading), dan secara tidak langsung mengontrol penyaluran material ke unit crusher selanjutnya, bin, atau stock pile. Contohnya untuk mengayak serat yang ada pada minyak kelapa sawit.

Proses penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti: serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap tank pada minyak kelapa sawit.

Prinsip kerja mesin vibrating screen yaitu dengan menyesuaikan amplitudo melalui tube-shaped violent vibration screen antara eccentric shaft dan eccentric blocks. Mesin berputar seperti lingkaran sehingga material dapat tersaring.


Jelaskan proses pembuatan:

Proses pembuatan dari mesin ini yaitu pertama terdiri dari generator listrik yang berguna untuk menggerakkan mesin atau mengayak. Kemudian terdapat papan penyaring yang berguna untuk menyaring material pada lubang screen. Kemudian terdapat wadah yang berbentuk seperti corong yang berguna untuk menarok material yang akan diayak.

Dari komponen-komponen tersebut kemudian disatukan dengan menyambung bagian papan penyaring dengan baut/skrup, dan mengelas pondasi untuk penyangga pada papa penyaring tersebut. Lalu meletakan generator listrik pada bagian bawah pada papan penyaring tersebut.


Material apa saja yang digunakan dalam alat / mesin ini:

Material yang digunakan pada mesin ini yaitu besi, baut/skrup, papan penyaring (screen), magnet pada generator listrik, kawat tembaga pada generator listrik, keramik pada tempat generator listrik, dan kabel.


Hitunglah biaya-biaya apa saja yang dikeluarkan dalam proses pembuatan ini:

Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pembuatan mesin ini yaitu biaya besi untuk pondasi pada papan penyaringan (screen) sebesar Rp. 500.000 . Kemudian untuk baut/sekrup sebesar Rp. 150.000, untuk papan penyaringan (screen) sebesar Rp. 2.500.000. Untuk magnet pada generator listrik sebesar Rp. 1.000.000 . Untuk kawat tembaga pada generator listrik sebesar Rp. 350.000 . Untuk keramik pada tempat generator listrik sebesar Rp. 500.000 . Untuk kabel sebesar Rp. 200.000 . Kemudian untuk biaya pengelasan sebesar Rp. 350.000. Jadi total biaya yang harus di keluarkan sebesar Rp. 5.550.000


Jadi menurut Anda berapa harga alat atau mesin ini, per pieces atau per satuan tertentu:

Menurut saya harga yang sesuai untuk mesin ini sebesar Rp. 7.000.000 , karena biaya assembly pada mesin tersebut belum terhitung. Oleh sebab itu Rp. 7.000.000 merupakan harga yang pantas untuk mesin tersebut.


Apakah Anda yakin kalau nanti diproduksi akan dapat memberikan keuntungan:

Kalau produk mesin ini di perduksikan dengan target pemasaran untuk industri pengolahan minyak kelapa sawit, saya yakin produk mesin ini akan mendapatkan keuntungan. Karena Indonesia merupakan produksi minyak kelapa sawit terbesar di dunia.


Senin, 01 November 2010

CHI SQUARE

Menurut Walpole (1995), uji kebaikan suai diantara frekuensi yang teramati dengn frekuensi harapan yang didasarkan pada besaran sebagai berikut:

Sedangkan χ2 merupakan suatu nilai untuk peubah acak χ2 yang merupakan sebaran penarikan contohnya sangat menghampiri sebaran chi square. Lambang oi dan ei masing-masing dapat menyatakan frekuensi teramati dan frekuensi harapan bagi sel ke-i. Apabila frekuensi yang teramati sangat dekat dengan frekuensi harapannya maka nilai χ2 bernilai kecil dan menujukkan adanya kesuaian yang baik. Sedangkan jika frekuensi yang teramati berbeda cukup besar dari frekuensi harapannya maka nilai χ2 akan bernilai besar sehingga kesesuaiannya buruk. Kesuai yang baik akan menciptakan suatu penerimaan H0, sedangkan suatu kesuaian yang buruk akan menciptakan suatu penolakan terhadap H0. Derajat kebebasan merupakan banyaknya derajat bebas yang terdapat dalam uji kebaikan suai yang didasarkan pada sebaran chi square, sama dengan banyaknya sel yang telah dikurangi dengan banyaknya besaran yang telah diperoleh dari data pengamatan yang digunakan pada perhitungan frekuensi harapannya.

Menurut Hasan (2003), distribusi χ2 dalam pengujian hipotesisnya biasanya digunakan untuk mengetahui perbedaan antara frekuensi pengamatan dengan frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis). Pemakaiannya dapat dilihat antara lain sebagai berikut:

  1. Pengujian Hipotesis Independensi (Test of Independency)

Pengujian hipotesis independensi merupakan suatu pengujian hipotesis ketidakbergantungan (kebebasan) suatu pengelompokkan dari hasil penelitian (sampel) dari populasi terhadap kategori populasi yang lainnya. Dalam pengujian ini dapat menggunakan tabel kontingensi b x k, b merupakan baris dan k merupakan kolom, dengan b ≥ 2 dan k ≥ 2. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

  • Menentukan Formulasi Hipotesis

    H0 : merupakan kategori yang satu bebas dari kategori yang lainnya.

    H1 : merupakan kategori yang satu tidak bebas dari kategori yang lainnya.

  • Menentukan Taraf Nyata (α) dan Nilai χ2 Tabel

    Taraf nyata (α) dan nilai χ2 tabel ditentukan dengan db = (b - 1) (k - 1), dapat ditulis sebagai berikut:

  • Menentukan Kriteria Pengujian

    H0 diterima jika X2hitung ≤ X2
    α (b - 1) (k - 1).

    H0 ditolak jika X2hitung > X2
    α (b - 1) (k - 1).

  • Menentukan Nilai Uji Statistik


  • Membuat Kesimpulan

    Dalam membuat kesimpulan kita akan menentukan apakah H0 akan diterima atau ditolak.

  1. Pengujian Hipotesis Kompatibilitas (Test of Goodnes of Fit)

Pengujian hipotesis kompatibilitas merupakan suatu pengujian hipotesis untuk menentukan apakah suatu himpunan frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) sama dengan frekuensi yang telah diperoleh (frekuensi pengamatan) dari suatu distribusi. Jadi, dalam pengujian hipotesis kompatibilitas merupakan pengujian kecocokan antara hasil pengamatan (frekuensi pengamatan) tertentu dengan frekuensi yang telah diperoleh berdasarkan nilai harapannya (frekuensi teoritis). Langkah-langkah pengujian hipotesis kompatibilitas adalah sebagai berikut:

  • Menentukan Formulasi Hipotesis

    H0 : frekuensi pengamatan sesuai dengan frekuensi yang diharapkan.

    H1 : frekuensi pengamatan tidak sesuai dengan frekuensi yang diharapkan.

  • Menentukan Taraf Nyata (α) dan tabel χ2

    Taraf nyata (α) dan χ2 tabel dapat ditentukan dengan derajat kebebasan (db)= k-N.

keterangan:

k : merupakan banyaknya kejadian atau kelas,

N : merupakan banyaknya kuantitas dari hasil pengamatan yang digunakan untuk menghitung frekuensi harapan.

  • Menentukan Kriteria Pengujian

    H0 diterima jika X2hitung ≤ X2α(k - N).

    H1 ditolak jika X2hitung > X2α (k - N).

  • Menentukan Nilai Uji Statistik

Keterangan:

f0 : merupakan frekuensi pengamatan,

fe : merupakan frekuensi harapan.

  • Membuat Kesimpulan

    Dalam membuat kesimpulan kita akan menentukan apakah H0 dapat diterima atau ditolak.

  1. Pengujian Hipotesis Beda Tiga Proporsi atau Lebih

Pengujian hipotesis beda tiga proporsi atau lebih dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pengujian hipotesis dengan dua kategori dan pengujian hipotesis lebih dari dua kategori. Pengujian ini dijelaskan lebih terperinci dalam uraian sebagai berikut:

  1. Pengujian Hipotesis dengan Dua Kategori (Ukuran)

Dalam pengujian hipotesis dengan dua kategori, peristiwa yang terlihat disini hanya terdiri atas dua kategori yaitu sukses dan gagal, baik dan buruk, kepala dan ekor. Langkah-langkah pada pengujian hipotesis dengan dua kategori dapat kita lihat sebagai berikut:

  • Menentukan Formulasi Hipotesis

    H0 : P1 = P2 = P3 = . . . (= P),

    H1 : P1 ≠ P2 ≠ P3 ≠ . . . (≠ P).

  • Menentukan Taraf Nyata (α) dan χ2 Tabel

    Taraf nyata (α) dan X2 tabel dapat ditentukan dengan derajat kebebasan (db) = k–1.

  • Menentukan Kriteria Pengujian

    H0 diterima jika X2hitung ≤ X2α (k – 1),

    H0 ditolak jika X2hitung > X2α(k - 1).

  • Menentukan Nilai Uji Statistik

Keterangan:

nij : merupakan frekuensi pengamatan (observasi),

eij : merupakan frekuensi harapan (teoritis),

eij :

i : 1, 2,

j : 1, 2, 3, 4, …

  • Membuat kesimpulan

Dalam membuat kesimpulan kita harus menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak, dengan cara membandingkan nilai-nilai dari uji statistiknya dengan kriteria pengujiannya.

  1. Pengujian Hipotesis Lebih dari Dua Kategori

    Dalam pengujian hipotesis lebih dari dua kategori ini, peristiwa atau keadaan yang terlibat didalamnya adalah lebih dari dua kategori, seperti sangat baik, sedang, dan buruk. Untuk lebih lanjutnya kita akan lihat langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:

  • Menentukan Formulasi Hipotesis

    H0 : P11 = P12 = P13 = …

    P21 = P22 = P23 =

    P31 =
    P32 = P33 = …

    H1 : tidak semua proporsi yang ada adalah sama.

  • Menentukan Taraf Nyata dan χ2

    Taraf nyata dan χ2 dapat ditentukan dengan derajat kebebasan (db) = (n – 1)

    (k - 1).

  • Menentukan kriteria pengujian

    H0 dapat diterima jika X2hitung ≤ X2α (b -1) (k - 1).

    H0 dapat ditolak jika X2hitung > X2α (b - 1) (k - 1).

  • Menentukan Nilai Uji Statistik

  • Membuat Kesimpulan

    Dalam membuat suatu kesimpulan kita dapat menyimpulkan bahwa apakah terjadi penerimaan dan penolakan pada H0.

  1. Pengujian Hipotesis Kehomogenan (Test of Homogeneity)

Pengujian hipotesis kehomogenan merupakan suatu pengujian hipotesis apakah satu sampel dengan sampel yang lainnya dapat memiliki persamaan (bersifat homogen) atau apakah dua sampel atau lebih dapat berasl dari satu populasi attau tidak. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis kehomogenan dapat dilihat sebagai berikut:

  • Menentukan Formulasi Hipotesis

    H0 : dua sampel atau lebih yang bersifat homogen atau dua sampel atau lebih memiliki persamaan.

    H1 : dua sampel atau lebih tidak bersifat homogen atau dua sampel atau lebih tidak memiliki persamaan.

  • Menentukan Taraf Nyata dan nilai X2 tabel

    Taraf nyata dan nilai X2 dapat ditentukan dengan derajat kebebasannya (db) = (b - 1)(k – 1).

  • Menentukan Kriteria Pengujian

    H0 diterima jika X2hitung ≤ X2
    α (b - 1) (k – 1).

    H0 ditolak jika X2hitung > X2 α (b - 1) (k - 1).

  • Menentukan Nilai Uji Statistik

    Dalam menentukan nilai uji statistik kita dapat mempergunakan rumus sebagai berikut:

  • Membuat Kesimpulan

    Dalam membuat kesimpulan kita dapat menyimpulkan bahwa apakah H0 dapat diterima atau tidak.

  1. Pengujian Hipotesis Satu Varians

Pengujian hipotesis satu varians merupakan suatu pengujian hipotesis varians (variasi) pada uatu populasi yang didasarkan pada varians sampelnya. Pengujian hipotesis satu varians pada dasarnya sama dengan pengujian pada hipotesis satu proporsi. Langkah-langkah untuk merlakukan pengujian pada hipotesis satu arah dapat dilihat sebagai berikut:

  • Menentukan Formulasi Hipotesis
  • Menentukan Taraf Nyata dan Nilai χ2 Tabel

    Taraf nyata dan nilai χ2 dapat ditentukan dengan derajat kebebasannya (db) = n - 1.

  • Menentukan Kriteria Pengujian
    • H0 diterima jika χ20 ≤ χ2 α (n - 1).

      H0 ditolak jika χ20 > χ2α (n - 1).

    • H0 diterima jika χ20 ≥ χ2 1 – α (n - 1).

      H0 ditolak jika χ20 < χ2 1 – α (n - 1).

    • H0 diterima jika χ21 - ½ α (n - 1) ≤ χ20 ≤ χ20 ≤ χ2½ α (n - 1).

      H0 ditolak jika X20 > X2½ α (n - 1) atau X20 < X21 - ½ α (n - 1).

  • Menentukan Nilai Uji Statistik

  • Membuat Kesimpulan

    Dalam membuat keimpulan kita dapat menyimpulkan apakah H0 dapat diterima atau ditolak.

Distribusi χ2 merupakan suatu distribusi yang mempunyai variabel random kontinu, yang merupakan suatu keluarga dari kurva yang memiliki bermacam-macam distribusi χ2. Bentuk distribusi χ2 dapat ditentukan oleh derajat kebebasannya. Untuk distribusi χ2 yang mempunyai derajat bebasnya adalah v, modul dan puncak kurva akan terletak pada nilai χ2 = v – 2. Nilai-nilai χ2 selalu bertanda positif, karena nilai itu merupakan penjumlahan kuadrat dari variabel normal standar Z.

Menurut Subiyakto (1994), chi square merupakan pengujian hipotesis yang didalamnya membahas tentang perbandingan antara frekuensi sampel yang benar-benar terjadi dengan frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis tertentu. Untuk penerimaan hipotesis nol, perbedaan antara frekuensi observasi dengan frekuensi yang diharapkan dapat dilambangkan dengan variabilitas secara sampling pada tingkat signifikansi yang diinginkan. Dengan demikian, uji chi square dapat didasarkan pada besarnya perbedaan antara masing-masing kategori dalam distribusi frekuensi. Nilai chi square dalam pengujian perbedaan antara pola frekuensi observasi dengan frekuensi harapan adalah sebagai berikut:

Dengan:

f0 = frekuensi observasi.

fe = frekuensi harapan.



CONTOH STUDI KASUS


  1. Uji Kebaikan Suai

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak masyarakat Indonesia melakukan tradisi mudik ke kampung halamannya. Oleh sebab itu, mahasiswa Universitas Gunadarma melakukan penelitian tentang kepadatan arus mudik dan arus balik di Tol Cikampek. Pada proses penelitiannya, mahasiswa tersebut mencatat kendaraan pribadi yang masuk dan keluar di Tol Cikampek. Berikut ini data-data yang telah diperoleh.


Tanggal Menjelang Hari Raya (Per Hari)

Kepadatan Kendaraan

(Per Kendaraan)

H-7

270

H-6

300

H-5

330

H-4

370

H-3

410

H-2

490

H-1

530

H

500

H+1

400

H+2

200

H+3

370

H+4

410

H+5

430

H+6

470

H+7

520


Berdasarkan data yang diperoleh pada mahasiswa tersebut, akan diuji apakah kepadatan arus mudik dan balik merata atau tidak. (menggunakan taraf nyata 0,05)

  • Formulasi hipotesis.

    H0 : Kepadatan kendaraan arus mudik dan arus balik adalah merata.

    H1 : Kepadatan kendaraan arus mudik dan arus balik adalah tidak merata.

  • Taraf nyata () nilai χ2 Tabel.

    = 5% = 0,05, dengan db = k – 1 = 15 – 1 = 14

    Jadi, χ20,05(14) = 23,685

  • Kriteria pengujian.

    H0 diterima apabila χ2 ≤ 23,685

    H0 ditolak apabila χ2 > 23,685

  • Uji statistik.


Kategori

oi

ei

(oi – ei)

(oi – ei)2

(oi – ei)2 /ei

-7

270

400

-130

16900

42,25

-6

300

400

-100

10000

25

-5

330

400

-70

4900

12,25

-4

370

400

-30

900

2,25

-3

410

400

10

100

0,25

-2

490

400

90

8100

20,25

-1

530

400

130

16900

42,25

0

500

400

100

10000

25

1

400

400

0

0

0

2

200

400

-200

40000

100

3

370

400

-30

900

2,25

4

410

400

10

100

0,25

5

430

400

30

900

2,25

6

470

400

70

4900

12,25

7

520

400

120

14400

36

6000

6000

-

-

322,5


  • Kesimpulan.

    Karena χ2 hitung = 322,5 > χ2 tabel = 23,685, maka H0 ditolak. Jadi, kepadatan arus mudik dan arus balik adalah tidak merata


  1. Uji Kebebasan

Liburan semester genap, mahasiswa teknik industri tingkat 2 akan mengadakan tour pariwisata. Pada rencana tour pariwisata terdapat enam pilihan, yaitu Bali, Borobudur, Tangkuban Perahu, P. Parangtritis, P. Kenjeran, dan P. Anyer. Oleh sebab itu, dilakukan voting untuk menentukan tempat tour pariwisatanya. Berikut ini merupakan data hasil dari voting mahasiswa teknik industri tingkat 2.


Voting



Tempat Pariwisata




Jumlah

Bali

Borobudur

Tkb. Perahu

P. Parangtritis

P. Kenjeran

P. Anyer


Sgt Stju

25

18

20

10

5

4

82

Setuju

20

10

5

8

7

5

55

Netral

5

3

1

5

4

8

26

Tdk Stju

3

2

3

2

2

4

16

Sgt tdk

Setuju

1

1

7

2

3

7

21

Jumlah

54

34

36

27

21

28

200

Berdasarkan data voting mahasiswa teknik industri, akan diuji apakah ada keterkaitan tempat pariwisata dengan hasil voting. (menggunakan taraf nyata 0,05)

  • Formulasi hipotesis

    H0 : Adanya keterkaitan antara hasil voting dengan tempat pariwisata.

    H1 : Tidak ada keterkaitan antara hasil voting dengan tempat pariwisata

  • Taraf nyata () nilai χ2 tabel.

= 5% = 0,05, dengan db = k – 1 = (5 – 1) (6 – 1) = 20

Jadi, χ20,05(20) = 31,410

  • Kriteria pengujian.

H0 diterima apabila χ2 ≤ 31,410

H0 ditolak apabila χ2 > 31,410

  • Uji statistik.

    n1 = 82 ; n2 = 55 ; n3 = 26 ; n4 = 16 ; n5 = 21

    n1 = 54 ; n2 = 34 ; n3 = 36 ; n4 = 27 ; n5 = 21 ; n6 = 28 ; n = 200

oi

ei

(oi – ei)

(oi – ei)2

(oi – ei)2 /ei

25

22.14

2.86

8.1796

0.36945

18

13.94

4.06

16.4836

1.18247

20

14.76

5.24

27.4576

1.86027

10

11.07

-1.07

1.1449

0.10342

5

8.61

-3.61

13.0321

1.5136

4

11.48

-7.48

55.9504

4.87373

20

14.85

5.15

26.5225

1.78603

10

9.35

0.65

0.4225

0.04519

5

9.9

-4.9

24.01

2.42525

8

7.425

0.575

0.330625

0.04453

7

5.775

1.225

1.500625

0.25985

5

7.7

-2.7

7.29

0.94675

5

7.02

-2.02

4.0804

0.58125

3

4.42

-1.42

2.0164

0.4562

1

4.68

-3.68

13.5424

2.89368

5

3.51

1.49

2.2201

0.63251

4

2.73

1.27

1.6129

0.59081

8

3.64

4.36

19.0096

5.22242

3

4.32

-1.32

1.7424

0.40333

2

2.72

-0.72

0.5184

0.19059

3

2.88

0.12

0.0144

0.005

2

2.16

-0.16

0.0256

0.01185

2

1.68

0.32

0.1024

0.06095

4

2.24

1.76

3.0976

1.38286

1

5.67

-4.67

21.8089

3.84637

1

3.57

-2.57

6.6049

1.85011

7

3.78

3.22

10.3684

2.74296

2

2.835

-0.835

0.697225

0.24593

3

2.205

0.795

0.632025

0.28663

7

2.94

4.06

16.4836

5.60667




42.4207


  • Kesimpulan.

    Karena χ2 hitung = 42,4207 > χ2 Tabel = 31,410, maka H0 ditolak. Jadi, tidak ada keterkaitan antara hasil voting dengan tempat pariwisata.